Sawunggaling. Nama ini begitu tersohor di Surabaya. Nama ini menginspirasi pendiri SAWOONG yang mengutip bagian depan nama "Sawunggaling" sebagian merk cinderamata.
Tapi apa dan siapa Sawunggaling? Hampir semua orang pernah mendengar nama ini, namun pasti tidak banyak yang tahu siapa sebenarnya Sawunggaling.
Nama Sawunggaling telah menjelma menjadi legenda. Sosoknya ditempatkan antara mitos dan fakta. Makamnya pun ada dua, di Lidah Wetan III dan Wiyung.versi ceritanya macam-macam, namun ada garis merah tentang asal usulnya.
Di Wiyung, memiliki cerita yang mengaitkan Sawunggaling dengan Adipati Jayengrono, raja paling tersohor di Surabaya. besok akan kami sajika cerita versi kampung Lidah
Cerita ini dimulai dari Kraton Surabaya yang saat ini berada di kawasan Kramat Gantung. Saat itu sang adipati sudah beristri dan beranak. Sang adipati yang gemar berburu suatu hari ke arah selatan menyusuri hutan hingga ke hutan Wiyung. Kawasan yang sekarang penuh perumahan saat itu adalah hutan terjal.
Namun di tengah hutan, Sang adipati bertemu gadis cantik. sayang hingga kini gadis yang kelak ikut mewarnai sejarah Surabaya ini namanya tidak ditemukan dalam catatan sejarah. Adipati kemudian langganan berburu ke Wiyung dan menyempatkan bertemu sang gadis, anak petani lugu. Hubungan sang adipati semakin erat. Namun hubungan galap ini tidak pernah tercium kerajaan.
Perselingkuhan itu kemudian membuahkan seorang bayi laki-laki yang kelak diberi nama Bagus Ahmad yang bergalar raden. Kelak namanya menjadi Raden Bagus Ahmad. saat remaja julukannya adalah Sawunggaling.
Ini karena kegemarannya beradu ayam dan memiliki ayam jantan tanggung yang membuat nama julukan si ayam jantan atau Sawuunggaling lebih tersohor ketimbang nama aslinya. Di dalam mitologi Jawa, ayam jantan biasa disapa Sawunggaling atau cukup dengan sawung.
Namun ada yang mengaitkan Sawunggaling berasal dari kata sawang artinya lihat dan galing dari kata aling-aling alias terhalang.
Ayahnya, sang adipati berpesan bahwa bayi ini sampai kapanpun tidak boleh dibawa ke kota kerajaan. Saat remaja Sawunggaling memelihara ayam jantan yang dikenal tangguh. Tidak pernah kalah dimanapun. saat itu adu jago adalah hobi paling tersohor.
Sampai kemudian tersiar kabar bahwa Adipati Jayengrono mencari seorang Tumenggung karena hubungan dengan Mataram semakin kritis. Cara memilih para pelamar dengan membuat sayembara adu jago karena sang adipati memiliki ayam jago pilih tanding.
Sawunggaling memang tidak pernah dibawa ke kota kerajaan, namun dia pergi sendiri, ikut sayembara ini. Akhir cerita itu bisa ditebak bahwa ayam Sawunggaling akhirnya mengalahkan ayam sang adipati. Maka janjipun ditepati, Sawunggaling diangkat menjadi Tumenggung. Sejak saat itu gelarnya menjadi Temenggung Mas Ngabehi Sawunggaling.
Tumenggung baru itu mengajak ibunya di rumah dinas di kawasan yang sekarang bernama kampung Tumenggungan. Tempat ini dapat berhubungan khusus dengan kraton dengan gerbang khusus butotan alias bubutan. Ibuya sempat shok ketika Sawunggaling berpamitan bertemu adipati.
Legenda ini sambung-menyambung dari mulut ke mulut antargenerasi diakui warga Wiyung sampai kini sahih. Namun tidak jelas bagaimana kisah akhir ceritanya karena tidak ada catatan.
BERSAMBUNG......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar